Best of Best [Mockingjays]

Sabtu, 28 April 2012






Sore, fellas.

Finally I could finish reading this third serial! Yeaaaah!


Hari ini saya kembali mengisi entri blog saya dengan beberapa potongan scene yang ada di dalam novel ketiga Hunger Games, treet treet treet, Mockingjay! Novel terakhir dari trilogi Hunger Games ini berfokus pada sisi usaha pemberontakan dan perjuangan Katniss bersama rekan-rekannya demi mendapatkan kemerdekaan yang selama ini terbelenggu oleh Capitol. Mungkin banyak reader yang berkomentar negatif terhadap seri ketiga ini karena jelas no more games dan lebih banyak nyeritain kisah-kisah dramatik dan patriotik seorang Katniss Everdeen. Hm, hm, hm. Iya sih, rada membosankan memang layaknya kita sedang membaca buku sejarah. But, entah kenapa saya malah adore buku ketiga ini saat melihat bagaimana sih seorang remaja muda semacam Katniss, Gale dan Peeta ikut terlibat langsung dalam usaha pemberontakan demi menciptakan dimensi dunia yang stabil dan damai seperti yang telah diwujudkan nenek moyang mereka dahulu? Yah, memang rada njelimet, mengingat ugh banyak dialog yang lebih cocok dibaca oleh mereka yang paham politik. Well, setiap buku fiksi sci-fic memang punya sisi positif dan negatifnya, tapi akan bijaksana jika kita bisa menyerap positive side-nya ketimbang memikirkan bagaimana kelak jika buku ini difilmkan. Haha. Pasti setting-nya susah (saya aja gak bisa membayangkan dengan baik deksrip tiap suasananya).

Mengenai konten secara detil, saya hanya bisa merangkumkan saja. Perihal romance side-nya, well mungkin gak banyak seperti di sekuel kedua, Catching Fire, soalnya di akhir CF, Peeta diculik oleh pihak Capitol dan otaknya dibajak. Hampir setengah dari buku ketiga ini, Peeta gak dibicarakan sama sekali. Katniss yang terpisah cukup lama dengan Peeta membuat efek yang begitu besar pada emosionalnya. Gale pun tidak akan mengambil kesempatan, dia hanya berusaha menghibur dan mengisi kekosongan itu dengan waktu-waktu yang bisa disediakannya untuk Katniss. Makanya, di awal-awal MJ, kesan Gale-Katniss cukup banyak. But of course, seperti yang tercantum di potongan dialog antara Gale dan Peeta di akhir chap 23 (lihat di bawah entri ini), seseorang yang keberadaannya dapat memengaruhi hidup Katniss akan memenangkan hatinya. Dan sudah jelas itu siapa, bukan?

Yap, siapa lagi kalau bukan si bread boy! Peeta Mellark! =D


-.-


-.-
[Mockingjay chap. 2 pg 33]


"Aku hendak meminta pendapatmu tentang perang, tapi kalau kau terlalu kesal..." Caesar melanjutkan.

"Oh, aku tidak terlalu kesal untuk menjawabnya." Peeta mengambil nafas dalam-dalam lalu memandang lurus ke depan kamera. "Aku mau semua yang menonton--baik itu yang di pihak Capitol atau pihak pemberontak--agar berhenti sejenak dan memikirkan apa arti perang ini. Untuk umat manusia. Kita hampir punah karena saling membunuh. Kini jumlah kita bahkan lebih sedikit. Kondisi kita makin payah. Apakah ini yang sungguh-sungguh kita inginkan? Memusnahkan satu sama lain? Demi apa? Agar ada makhluk hidup yang dianggap pantas yang akan mewariskan sisa-sisa hidup yang dianggap binasa?

"Aku tidak sepenuhnya... aku rasanya tidak paham..." kata Caesar.

"Kita tidak bisa terus berperang, Caesar." Peeta menjelaskan. "Takkan ada cukup manusia yang tersisa untuk terus berperang. Kalau semua orang tak meletakkan senjata--dan maksudku, sesegera mungkin--segalanya akan berakhir."


-.-

[Mockingjay chap 7 pg 113]


"Aku ingin memberitahu para pemberontak bahwa aku masih hidup. Aku ada di sini di Distrik Delapan, Capitol baru saja mengebom rumah sakit yang penuh dengan lelaki, perempuan, dan anak-anak tak bersenjata. Takkan ada korban selamat." Keterkejutan yang kurasakan mulai berubah jadi kemarahan, "Aku ingin memberitahu orang-orang bahwa jika ada yang berpikir Capitol akan memperlakukan kita dengan adil dengan adanya gencatan senjata, kau pasti bermimpi. Karena kau tahu siapa mereka dan apa yang mereka lakukan." Kedua tanganku langsung terangkat, seakan ingin memperlihatkan seluruh kengerian di sekelilingku. "Inilah yang mereka lakukan! Dan kita harus melawan balik!"

Aku bergerak mendekati kamera sekarang, didorong oleh rasa marahku. "Presiden Snow bilang dia mengirimi kita pesan? Kalau begitu, aku juga punya pesan untuknya. Kau bisa menyiksa kami, mengebom kami, dan membumihanguskan distrik-distrik kami, tapi kau lihat itu?" Salah satu kamera mengikuti arah yang kutunjuk, pesawat-pesawat yang terbakar di atas atap gudang di seberang kami. Lambang Capitol di sayap pesawat tampak jelas di antara kobaran api. "Api sudah tersulut!" Aku berteriak sekarang, bertekad agar Snow tidak kehilangan satu pun kata-kataku. "Dan jika kami terbakar, kau terbakar bersama kami!"




-.-

[Mockingjay chap 17 pg 263-264]



"Annie," kata Delly dengan nada riang, "kau tahu tidak, Peeta ini yang menghias kue pengantinmu? Di distrik dulu, keluarganya punya toko roti dan dia yang membuat hiasannya."

Dengan hati-hati, Annie melihat melewati Johanna. "Terima kasih, Peeta. Indah sekali."

"Dengan senang hati, Annie," kata Peeta, dan aku mendengar nada lembut dalam suaranya yang kupikir sudah lenyap selamanya. Memang, kata-kata itu tidak ditunjukkan padaku. Tapi tetap saja ada di sana.

"Jika kita ingin tepat waktu untuk jalan-jalan, sebaiknya kita pergi sekarang," kata Finncik pada Annie. Dia mengatur nampan mereka agar bisa membawanya dengan satu tangan sementara tangan satunya menggenggam erat tangan Annie. "Senang bertemu denganmu, Peeta."

"Baik-baiklah padanya, Finnick. Atau aku akan berusaha dan merebutnya darimu." Kata-kata itu bisa saja terdengar sebagai candaan, jika nadanya tidak sedingin itu. Segalanya yang tersampaikan di sana terdengar salah. Ketidakpercayaannya pada Finnick, maksud tersirat bahwa Peeta bisa jadi menyukai Annie dan Annie bisa meninggalkan Finnick dan aku bahkan tak ada di sini.

"Oh Peeta." kata Finnick santai. "Jangan membuatku menyesal sudah menghidupkan jantungmu lagi." Dia menarik Annie menjauh dan memandang khawatir padaku.




-.-

[Mockingjay chap 21 pg 314-315]




Dalam waktu kurang dari satu jam sudah ada dua permintaan untuk kematian Peeta.

"Jangan konyol," kata Jackson.

"Aku sudah membunuh anggota pasukan kita!" pekik Peeta.

"Kau mendorongnya menjauh. Bagaimana kau tahu dia akan memicu jaring tepat di tempat kau melemparnya?" kata Finnick, berusaha menenangkannya.

"Masa bodoh! Dia tewas, kan?" Air mata mulai mengalir di wajah Peeta. "Aku tidak tahu. Aku tak pernah melihat diriku seperti itu sebelumnya. Katniss benar. Aku ini monster. Aku ini mutt. Aku ini orang yang sudah diubah menjadi senjata oleh Snow!"

"Bukan salahmu, Peeta," kata Finnick.

"Kalian tidak bisa membawaku ikut. Tinggal masalah waktu sebelum aku membunuh orang lain." Peeta memandang ke sekeliling, melihat wajah-wajah kami yang kebingungan. "Mungkin kalian pikir lebih baik meninggalkan aku entah di mana. Membiarkanku mengadu nasibku sendiri. Tapi itu sama saja dengan menyerahkanku ke tangan Capitol. Apakah kalian pikir kalian membantuku dengam mengirimku kembali ke Snow?"

Peeta. Kembali ke tangan Snow. Disiksa dan dianiaya sampai tak ada setitik pun bagian dari dirinya yang lama yang bisa muncul lagi. Entah kenapa, bait terakhir dari lagu Pohon Gantung terngiang dalam benakku. Tentang lelaki yang ingin kekasihnya mati daripada wanita itu harus menghadapi iblis yang menunggu kekasihnya di dunia.

"Aku akan membunuhmu sebelum itu terjadi." kata Gale. "Aku janji."


-.-

[Mockingjay chap 23  pg 355-356]


Kami mengganti perban, memborgol Peeta kembali ke tiang, lalu bersiap tidur. Beberapa jam kemudian, aku terbangun dan menyadari ada yang sedang mengobrol dengan suara pelan. Peeta dan Gale. Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak menguping.

"Terima kasih airnya," kata Peeta.

"Sama-sama," sahut Gale. "Lagipula, aku terbangun sepuluh kali malam ini."

"Untuk memastikan Katniss masih di sini?" tanya Peeta.

"Semacam itulah," Gale mengakui.

Ada jeda panjang sebelum Peeta bicara lagi. "Lucu juga apa yang dikatakan Tigris tadi. Tentang tak ada seorang pun tahu apa yang harus dilakukan terhadapnya."

"Yah, kita tak pernah tahu," kata Gale.

Mereka berdua tertawa. Aneh rasanya mendengar mereka bicara seperti ini. Nyaris seperti sahabat. Padahal sebenarnya tidak. Tak pernah jadi sahabat. Walaupun mereka juga tidak bisa dibilang bermusuhan.

"Dia mencintaimu, kau tahu tidak?" kata Peeta. "Tanpa perlu dia bilang, aku tahu setelah mereka mencambukmu."

"Aku tidak percaya," sahut Gale. "Caranya menciummu di Quarter Quell... yah, dia tak pernah menciumku seperti itu."

"itu cuma bagian dari pertunjukan," kata Peeta, meskipun ada nada ragu dalam suaranya.

"Tidak, kau sudah memenangkan hatinya. Menyeragkan segalanya demi dia. Mungkin itu satu-satunya cara untuk meyakinkan dia bahwa kau mencintainya." Ada jeda panjang. "Seharusnya aku mengajukan diri menggantikan posisimu pada Hunger Games pertama. Melndunginya pada saat itu."

"Kau tak bisa melakukannya," kata Peeta. "Dia takkan pernah memaafkanmu. Kau harus mengurus keluarganya. Baginya, keluarga lebih penting daripada hidupnya."

"Sebentar lagi takkan jadi masalah. Kurasa kecil kemungkinan kita bertiga masih hidup saat perang berakhir. Dan jika kita bertiga masih hidup, kurasa itu masalah Katniss. Siapa yang ingin dipilihnya." Gale menguap. " Sebaiknya kita tidur."

"Yeah." Aku mendengar borgol Peeta merosot turun di tiang. "Aku penasaran bagaimana dia akan memutuskannya."

"Oh, kalau itu aku tahu caranya." Samar-samar aku bisa mendengar kata-kata Gale terakhir dari balik lapisan bulu. "Katniss akan memilih orang yang menurutnya tanpa keberadaan pria itu tak sanggup membuatnya bertahan hidup."

Art of Mockingjay's Rebirth

Kamis, 26 April 2012

Good evening, fellas. Rite here, when my mood swing got into the very lowest level, I'll say desperately about my beloved dear mockingjay princess, Katniss Everdeen. 


This art belongs to me and DRD. Please don't put on your site without our permission, or at least give the credits like this : art by @leon&DRD. Sorry for the inconvenience. =)



Retro Session

Minggu, 22 April 2012

Malam, fellas. Saya balik dengan sebuah posting yang gak banget. Haha. Lagi-lagi saya dan kawan photo session kampus ngadain retro style photo session! Yeah. Gak banget kan? Emang. Wkwk.

Ini hanya sekadar hobi kok, kami bukan model apalagi artis. Kami memang biasanya ngambil shoot kalau ada waktu senggang saja di antara waktu bejibun hanya untuk urusan kampus. Lagian, kalo kita udah tua nanti, foto-foto ini yang bakal mengingatkan masing-masing dari kita bahwa ooh~ dulu saya gitu toh. Yap, sesuai tema juga. Retro! Alias jamannya John Travolta, cyiin. *heh*

Warna nabrak sana-sini gak peduli norak yang penting sesuai dengan kostum jaman tahun 70-80-an. Hahay. Kami juga mengadaptasi tema kostum di OMV T-ARA yang Roly Poly. Huhuu. Yah meski gak mirip-mirip amat yang penting kan warnanya serba nabrak dan noraaaaak! *dor*

Buat dijadikan perbandingan ya (dan jelas jangan dibandingkan ya). Wkwk

It's... us! LOL


Just compare it and see the difference. Haha.




Sesuatu ya? Wkwkwk. Tebak saya yang mana? (gtroll)

Jaman Retro emang khas dengan gaya rambut yang euh nge-blow dan keriting-keriting aseek. Hahahaha. Sebenarnya gak hanya berempat lho kita fotonya, masih ada dua orang lagi tapi yang satu sibuk difoto sama fotografernya dan yang satunya yang motoin kita. Hihi. Sumpaaaah, norak kan? Saya sendiri malu lihat pakaian saya. Malu karena gak berani make begituan kalo di luar soalnya ntu kostum cuma dipake buat kepentingan photo session doang. =w=

Pengambilan gambar dilakukan kemarin, tanggal 21 April 2012 di sebuah lokasi jauh dari pemukiman warga dan jalannya lumayan sepi lah. Kalo gak sepi, mana mau kita difoto gaya gituan. Mayuuu~ ROFL. Fotografernya adalah salah setu senior kami di kampus yang juga sangat profesional di bidang perfotoan. Tidak hanya tema Retro yang kami tampilkan, ada alasan khusus kenapa kami ngadain photo session gaya ini kemarin. Yap, inti take photo kemarin itu adalah levitasi. LEVITASI! :D

Levitasi? Apa itu levitasi? Yup. Pernah gak liat foto orang sambil loncat trus no ekspresi dan seakan-akan dia kayak gak loncat sama sekali. Nah itulah levitasi. Istilah levitasi diperkenalkan oleh wanita Jepang bernama Natsumi Hayashi melalui web-nya. Ini dia web-nya~ :3

http://yowayowacamera.com/banana/

Kyuuung~ She's so awesome with those levitation! 


Foto hasil levitasi kami masih ada di tangan sang fotografer, jadi saya belum punya softcopy-nya. Hihi. Entah kalau sudah dapat saya bakal ngedit posting ini dan nambahin foto levitasi kami.

Soo, I think that's all fot tonight. Simple posting and simple photo (?). Yeap.

Passion for The Week.

Jumat, 20 April 2012

No words. No sentences. Only a picture. One picture.


Credit:
At elegant photography, April 11th 2012.

Picnic and Games.

Kamis, 19 April 2012

Sore, fellas. 


Saya balik dengan ramblingan gaje saya tentang dua hal yang udah saya sebutkan di judul. I won't talk much in this session. Saya lebih suka ngasih deskripsi via foto atau pun gambar. Jadi, ceritanya gini. Sekitar seminggu yang lalu, tepatnya tanggal 11 April kemaren, saya dan beberapa temen kampus had vintage picnic. Temanya mudah kok. Vintage! Lalalala. Jadi pemilihan kostum dan warna semuanya pastel dan soft. Pokoknya properti dan kostumnya diatur supaya mirip-mirip. Haha. Yahh, mungkin aktivitas photo session ini bukan kebiasaan kami, cuma buat ngisi waktu luang saja pasca ujian. Cause, one picture could describe thousands words. =)

Berikut ini properti yang kita tampilkan selama piknik berlangsung. Oh iya, lokasi piknik kami lumayan jauh ya dari kota dan sempat nyasar ke sana ke mari demi lokasi~ (dor) Tapi, senengnya gak ketulungan pas dapat lokasi yang yah.. lumayan mendukung, meski hari udah semakin gelap aja. TAT

Fotografi oleh saudari DRD (nama samaran) atau lebih tepatnya the butterfly girl yang juga ikut bersama kami di photo session ini. Menggunakan kamera SLR tipe entah-apa-itu (yang gak tau tentang gituan).

Our properties. =)




Our beautiful foods and beverages 


Another eye catchy vintages. XD

Voila! This is it! Which one is me? :D

Games. Di judul juga ada kata games. Maksudnya apa ya? Yahh, masa-masa fg-ing saya tentang Hunger Games tentunya. Sekuel kedua (Catching Fire) udah saya tamatin meski sehari sesudahnya saya ada ujian sistem. LOL. Dan know what, sekuel ketiga (Mockingjay) masih stuck di chapter tujuh. =___=

Please give meeeh the mockingjay piiiin~

Akhir kata sekian blog saya hari ini. Cuma mau posting kegiatan saya selama beberapa minggu ini kok. (dor)


Hunger Games Attack!

Sabtu, 07 April 2012

It's almost reaching midnight, fellas, and I doubt I could get my beauty sleep tonite'. But, my over reacting brain keeps me stay tune one PC since I've watched 'Hunger Games' on theater. So, for killing my over-bed-time, I supposed to write something about that movie. Whoozah! XD

Sebelumnya, saya memang belum pernah baca bukunya, tapi udah denger-denger dari banyak sumber kalau tuh versi novelnya bakal dibuatin film. Dan voila! Saya kira dan menurut desas-desus kabar angin selatan, barat, timur, dan utara, bilang katanya film itu isinya cuma bunuh-bunuhan doang. Iya sih, awalnya memang dan intinya cuma games bunuh-bunuhan. Dulu, saya pernah nonton film Jepang bertemakan sama. Judulnya... jeng jeng jeng... Battle Royale! Lebih sadisan pelem ini sih emang. Dan, dari awal sampai akhir, isinya cuma bunuh-bunuhan doang. Nah, Hunger Games sendiri tak hanya mengekspos sisi 'kejinya' dan 'thriller'-nya saja. Menurut saya yang udah menyimak film ini, Hunger Games tak hanya mencakup satu jenis genre, melainkan multiple genres, e.g : romance, drama, family, sci-fic (paling kelihatan), action, adventure, dll. Begitu banyak genre kemudian dikemas menarik oleh sang penulis, Suzanne Collins. =))

Dimulai dengan kehadiran Katniss Everdeen, gadis 16 tahun berkepang yang hidup di distrik termiskin kota Panem. Hunger Games sendiri sebenarnya dibuat sebagai anniversary untu mengingat bagaimana perjuangan menuju evolusi pasca perang terjadi di Amerika Utara. Konon katanya, kota Panem, Capitol, dan ke-12 distrik berasal dari sana. Semenjak perang, terjadilah perubahan tata nama dan pembagian kota. Semakin besar angka distriknya, maka semakin berkurang kemakmurannya. Dan, di distrik 12-lah, kedua tokoh utama kita berasal. Katniss Everdeen dan Peeta Mellark. Kyuuung~

Dari sisi pengambilan scene dengan kamera, nuansanya seperti kayak di film dokumenter. Kameranya sering bergoyang, tetapi di situ lah daya tariknya. Yah, saya sih sebenarnya gak banyak tau soal bagus tidaknya kualitas sebuah film ditinjau dari kacamata profesional, jadi yang saya bilang bagus berarti sesuai standar saya. Wkwk.

Aaa. There lot of fluffy things in there! Buktinya, Peeta yang dengan beraninya berkata ke audiens/penonton Hunger Games kalau dia suka Katniss. Kyuuung. Tapi, Katniss hanya menjawab dari belakangs stage dengan tatapan marah dan emosi. Sampai-sampai dia nyaris nyekik si Peeta. Dan juga, ada scene di mana saat mereka lagi di hutan dan udah berpisah satu sama lain, terus si Peeta ternyata gabung dengan tim ugh-so-annoying peserta dari distrik 2 dan 1 (Glimmer, Cato, Clove, dan Marvel), saya sempat berpikir yang enggak-enggak tentang Peeta. D:

He must be the traitor! And I despise traitor! D:

Tapi, ternyata... akhirnya saya tau tujuan Peeta bergabung dengan tim-nya Cato, dkk. Biar, dia bisa tau pergerakannya mereka. Karena, sampai di pertengahan games, Katniss selalu selamat. Kemungkinan besar, tim Cato pasti ngincar Katniss. Hiks. Dan, memang terbukti. Nyatanya, Katniss nyaris tertangkap mereka. Tapi, berkat bantuan Rue (peserta dari Distrik 11), Katniss bisa menyelamatkan dirinya yang cuma bisa bertahan di atas pohon. Serbuan serangga yang menurut saya kayak Tomcat (?) itu bikin tim-nya Cato lari ngibrit, plus dengan berakhirnya nyawa si Glimmer. Gegara Katniss juga kena beberapa gigitannya si serangga, efek halusinasi ngaburin pengelihatan sama kesadarannya. Di tengah-tengah pelariannya, Peeta nyuruh dia buat lari sesegera mungkin dari sana, 'coz si Cato keliatan mau balik ke TKP.

Yang bikin mewek adalah scene kematian Rue. :'|

Aaa, I love the scene in cave! So sweet~ Ya pokoknya begitulah. Tee hee.

Tunggu dulu, sebenarnya Hunger Games itu apaan sih? Well, seperti yang saya sudah saya sebutkan di atas, game ini memang bertujuang untuk saling membunuh satu sama lain. Dalam artian, survival games. Siapa yang bisa bertahan, maka dia lah yang menang. Plus, ada basic rule-nya juga, only one who able to win this game. Meski dari satu Distrik mengirim sepasangan, tetep aja endingnya harus saling bunuh. Nah, karenanya, Katniss pun menolak peraturan itu. Entah dia memang bertujuang rebellion terhadap orang-orang di Capitol sana atau kah memang dia ada hati dengan Peeta. Yap. Romantisme yang diperlihatkan Katniss dan Peeta selama di Carnocupia menarik perhatian para audiens game itu. Untuk beberapa kali, Katniss mendapatkan sponsor seperti obat luka waktu kulit pahanya terkena api dan juga sup hangat untuk Peeta yang mengalami cepticemia akibat luka yang infeksi lama. Karenanya, banyak audiens yang pengen supaya Katniss dan Peeta terus bersama hingga akhir game. Dan, voila! Ke-plin-plan-an si Gamemaker terlihat di sana. Sebelum Katniss dan Peeta nyaris dan hampir memakan berry beracun itu biar mati sama-sama, si Gamemaker bersorak.

"We present you the new winners of 74th Hunger Games!"


Dasar plin-plan. Bzzzzt.

Di situ lah kelihatan kalau pihak Capitol merasa dipermalukan. Peraturan yang udah nempel sejak bertahun-tahun lamanya di Hunger Games malah dipatahin begitu saja oleh karena kisah romantis Katniss sama Peeta selama game. Hal ini pun membuat Presiden Snow (semacam pemimpin di Capitol dan Hunger Games) naik pitam. Bagaimana pun caranya, hanya boleh ada satu pemenang saja. Hingga di edisi buku ketiga (Mockingjay), si kakek tua itu pasti gak mau Katniss dan Peeta bahagia. Nyem nyem.

Ada beberapa hal yang saya sukai dari sosok Peeta. Seperti, dia itu gampang sekali nyari perhatian orang-orang, kalau nebar pesona bakal banyak yang ketarik sama dia. Trus, dia itu pintaaar banget menghias kue dan buat roti. Liat kan bagaimana dia dengan mudahnya dan miripnya melukis tangan dan wajahnya sampai bisa menirukan warna benda di sekitarnya, like iguana, I said. Mimikri! Dia juga bukan tipe cowok pemaksa. Meski yaah, dia tahu Katniss memang dekat dengan Gale, tapi dia masih bisa jaga perasaan Katniss yang galaw getoh. Tapi yang lebih terpenting dari sosok Peeta Mellark adalah... he's totally and madly in love with Katniss Everdeen as if she was part of his cooked bake. :D

Pokoknya, I ship this pairing till the end! XD

























Credit:
Picture by Lei_Li

Diberdayakan oleh Blogger.