Traffic Sky

Selasa, 15 Maret 2011

Thinking is the most valuable thing to do. Everyday we think. Using our brain with so much contradictions, whether it's negative-paositive, even positive-positive. It's said as 'galau'.

Langit tampak mendung. Bersama pula pikir ini yang tak kunjung menapaki kaki langit yang telah penuh dengan awan hitam. Sejenak, kulihat 'halo' berbentuk aneh dengan tabir tiga warna pelangi membentuk garis cekungan di atas sana. Sebentar lagi, pikir ini akan menjadi beban berat. Beradu dengan emosi dan kelogisan dalam waktu-waktu yang terbatas. Tatkala badai t'lah surut, mari berbahagia. Karena, di saat itu, ujian telah usai...

...lebay. :D

Ingat gak sih kalau dahulu ortu kita selalu berkata sebelum kita berangkat sekolah, "Belajar yang benar ya, Nak, supaya kamu bakal jadi 'orang'.". Jadi orang ya? Kita sih sudah pasti merasa jadi orang. Masalahnya adalah, apakah kita yakin kita telah menjadi 'orang', bukannya 'manusia'? Bahasa Indonesia termasuk ke dalam bahasa tersulit di dunia. Benar gak sih? Katanya sih gitu. :/

Yah, sukuri aja kalau kita sudah terlahir di negeri ini. Di negeri di mana para penguasa langit tampak sangat mudah menjelajahi tapak-tapak yang belum terjamah. Ini bahasa kiasan. Maksudnya?

Kalau kita lagi berantem sama teman, biasanya akan ada air yang memadamkan. Tapi, di negeri ini, yang berantem malah semakin disulut dengan api. Nah lho? Gimana caranya mau selesai berantem kalau gitu? Aneh kan? orz

Pepatah kuno mengatakan, "Fitnah lebih kejam dari pembunuhan." Jadi, yang memulai fitnah dan menyulut fitnah, sama-sama saling membunuh, Ya udah, bunuh-bunuhan aja sana sekalian. (kicked). Toh, mereka kok yang dosa. Udah tau salah, masih aja ngeyel.

Oh Tuhan, maafkanlah dosa saya. Dosa kami. Sebagai hamba-Mu. Kami sudah terlalu naif dan sombong. Melupakan Engkau yang Maha Penguasa, Lagi Maha Cerdas. #prayforJapan

Kita sedang mengalami masa 'dorman', saudaraku. Ya.
Kita hanya bermimpi. Lama tertidur dalam sebuah gua sempit yang hanya menyisakan kegelapan. Tak ada cahaya, bahkan jam weker pun tak ada (plak). Tatkalah sang sinar dan Yang Maha Adil mulai mengucapkan 'Kun Fayakun', kita lari terbirit-birit. Kita berusaha melarikan diri dari kesalahn kita sendiri, padahal sudah jelas tertera dalam kitab suci kita bahwa tiap dosa adalah kewajiban tuk kita segera hapus dengan penyesalan dan taubat. Jadi, kita masih tertidur. Begitu lelap...

Galau...

Bukan berarti labil. Semua orang pasti sudah pernah mengalami satu kata ini. Suka gak suka. Semuanya pasti akan merasakannya. Yahh, dinikmatin aja, bro. Wkwk...

Beban pikiran semakin bertambah. So much burden, dear friends. Semakin bertambah usia, maka bertambah pula masalah. Kita gak pernah mau cari masalah kok. Tapi, udah takdirnya tuh. Tanpa masalah, kita gak bakal jadi dewasa. Beneran deh. :)

Kadang kita jadi memicingkan mata. Mengernyitkan dahi. Marah. Sebal. Pengen rasanya lari saja dari masalah ini. Lalu, kita melihat anak kecil yang bermain-main di taman bermain. Kok rasanya anak kecil gak punya masalah ya? Enaknya...
Segalanya lepas begitu saja saat kita masih jadi anak-anak. Bermain dia yunan sampai lelah. Kemudian, pulang untuk makan siang. Tidur siang. Setelah bangun, mandi sore dan main lagi di lapangan bersama teman se-kompleks. Yap, yap...





Menari dan minum teh. Pasti beban akan hilang. Yeiy...

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.